Hello

Blognya Septy

Hello

Blognya Septy

Hello

Blognya Septy

Hello

Blognya Septy

Hello

Blognya Septy

Sabtu, 23 Juli 2011

Strategi yang dirumuskan dalam pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi disini merupakan salah satu unsur yang berpengaruh terhadap perekonomian nasional, dimana pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan dengan meningkatkan produksi barang dan jasa, tidak bisa lagi perekonomian nasional hanya mengandalkan kebijakan konvensional yang telah berlangsung selama ini. Kebijakan yang ada sudah terbukti tidak mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi lebih baik. faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi juga harus diperhatikan seperti SDA, SDM, Barang Modal, Teknologi,Sistem sosial,Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan. 
Strategi yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah :
v  Inflasi
Inflasi dapat terjadi ketika perdagangan internasional sedang mengalami ketidakstabilan. Harga-harga di pasar domestik menjadi ikut terpengaruh keadaan ini. Harga komoditas menjadi naik dan masyarakat menjadi kesuliatan untuk membeli barang / jasa tersebut sebab pendapatan yang mereka dapat akan sulit dirancang pengeluarannya.
Strategi untuk mengatasinya:
ü  Menaikan dan  menerapkan aturan pajak bagi bagi bagi masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi tenggi sehingga hasil pajak tersebut dapat disalurkan sebagai sumber pendapatan nasional negara.
ü  Mengurangi pembelian barang-barang mewah atau barangbarang yang tidak terlalu penting. Sehingga sisa pendapatan dapat digunakan untuk saving.

v  Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga tabungan harus dinaikan sehingga masyarakat akan cenderung tertarik untuk menabungkan uangnya di bank dibandingkan dengan menggunakan pendapatannya untk konsumsi yang berlebihan. Dan tabungan masyarakat di bank ini dapat disalurkan menjadi berbagai kredit investasi dan modal kerja yang pada akhirya dapat menggerakan roda perekonomian negara sehingga akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negara.

v  Permintaan Terhadap Barang dan Jasa
Permintaan agregat terdapat barang dan jasa dapat dikendalikan pemerintah. Apabila jumlah uang yang beredar dalam masyarakat besar maka masyarakat tidak dapat berinvestasi untuk masa yang akan datang. Sehingga pertumbuhan ekonomi dibidang perdagangan cenderung akan melambat. Namun arus produsen ke konsumen akan tetap stabil dan cenderung mengalami peningkatan dari segi jumlah. Seiring jumlah peningkatan permintaan yang diinginkan oleh konsumen. Namun hal tersebut tidak akan menambah pendapatan nasional secara signifikan. Pemerintah juga harus bekerjasama dengan pihak pajak, sehingga pajak yang dibebankan akan teapt sasaran sehingga tidak merugikan negara karena pajak yang seharusnya ditarik dari seorang wajib pajak menjadi tidak tertarik dan tidak menyengsarakan pihak-pihak yang tidak selayaknya dibebani pajak tersebut. Seperti halnya UU yang akan dibuat untuk pedagang kaki lima dan warung kecil menengah yang dikenai pajak. Apabila akan dibentuk aturan maka pemerintah harus menjelaskan secara mendetail sehingga tidak terjadi berbagai bentuk penafsiran dan pembelokan atas UU tersebut.

Senin, 18 Juli 2011

Biru dan Biru

Hari ini seakan cerah kembali. Padahal, saat kulihat ke luar jendela, langit masih kelihatan abu-abu kelam dan berembun alias mendung. Memang hari ini seakan-akan cerah karena hari ini, tepatnya Rabu, 2 Agustus, aku memakai baju baru berwana biru muda plus garis-garis pemanis putih. Mereknya Converse. Baju ini baru kubeli di mal kemarin, setelah aku mendapatkan hasil jerih payahku.


"Tumben kok pagi begini udah bangun?" tanya ibuku sembari menata makanan di atas meja rotan.


"Iya nih Bu, ada kuliah pagi."
"Bajumu hari ini kok cerah sekali. Padahal pagi ini mendung lho!" tanya ibu sekali lagi.


"Ah, biasa kok Bu. Baju lama."
"Ayo sarapan dulu, biar ada tenaga kalau kuliah," ajak ibuku sambil menggerek kursi.
Sembari makan, aku perhatikan lagi baju baruku. Bagus dan keren, pikirku. Yah, beginilah kalau kuliah sambil bekerja.
"Bu, Rani berangkat dulu." Aku berankak dari meja makan lalu berpamitan pada ibu.
"Hati-hati di jalan Rani!" pinta ibuku setengah berteriak.
***
Pukul 23.00 aku sampai di rumah. Setelah memarkirkan motor, kukunci pintu pagar lalu masuk rumah. Gelap dan sepi. Kulihat ayah dan ibuku sudah tidur lelap. Kubuka kamar adikku yang masih duduk di kelas 1 SMA. Juga terlelap dengan buaian selimut perca.


Aku masuk kamar dan melempar barang belanjaanku di atas ranjang. Yah, memang aku habis berbelanja lagi. Tapi kali ini bukan baju, melainkan sepatu dan topi. Sepatuku kali ini mereknya Fila dan Adidas. Semua warna biru metalik. Kuakui, bekerja usai kuliah memang asyik dan menguntungkan. Dengan bayaran setiap hari, aku bisa membeli barang kesukaanku dan separonya kutabung.


Membeli barang berwarna biru yang kuinginkan bisa berlangsung selama aku masih bekerja. Mulai dari baju Converse, Gucci, Bethoven, U2, Volcom, Osella, hingga Adidas sudah kumiliki. Celana merek terkenal, sepatu Fila, Adidas, Nike, Converse, Gosh, sudah aku cicipi. Namun, keinginanku untuk tampil trendi belum terpenuhi. Karena, aku belum punya ponsel Nokia seri 3650 warna biru. 


Selang beberapa minggu mengumpulkan uang hasil kerja keras, akhirnya aku bisa membeli ponsel itu. Kini, keinginanku untuk tampil trendi telah terpenuhi.
***
Keesokan harinya…
Ngeng, ngeng, ngeng. Kulajukan motor warna biru metalikku sembari mengucapkan salam kepada orang tuaku. 


Hari itu, aku memakai baju warna biru plus celana hitam dan sepatu keds Converse dengan tas pinggang Adidas serta ponsel Nokia. Saat itu, aku berpikir bahwa aku gadis paling trendi dengan warna kebanggaan biru.
***
"Wuih, keren banget pakaian kamu Ran!" puji Intan ketika berpapasan denganku di parkiran kampus.
"Jelas dong, Rani si trendi," kataku sombong.
Di kelas, penampilanku dipuji habis-habisan oleh teman-teman. Seperti si Dhya yang mengatakan penampilanku kayak Mandy Moore. Anton mengataiku kayak Hilary Duff. Pokoknya, layaknya selebriti. 


Tapi hari itu kuliahku hanya sampai jam 12.00. Aku mampir dulu ke kantin untuk makan siang. Setelah jam tanganku menunjukkan pukul 12.45, aku menuju parkiran. Kukendarai motorku dengan kencang bak Valentino Rossi, menuju tempat kerjaku. 


Aku memilih langsung datang ke tempat kerja, padahal waktu masuk kerja kurang 2 jam lagi. Waktu itu, para pekerja belum ada yang datang. Di tempat kerjaku, ada peraturan siapa pekerja yang datang duluan, dia akan dapat upah lebih.


Setelah sampai, kuparkir motorku dan siap menjalankan perintah bosku.
"Siap Bos, pasti bisa deh!" kataku sambil menyibakkan kerah jaketku. 
Ngeng, ngeng, ngeng… Kembali kulajukan motorku dengan kecepatan 80 km/jam. 


Setelah sampai di tempat pencari orderan, aku menunjukkan STNK, lalu memarkirkan motorku. Tempat pencari orderanku kali ini adalah sebuah plasa. Aku segera masuk lewat pintu utama. 
Aku menuju lantai 2. Tapi tiba-tiba…
"Eh, mbak ini, mbak ini, ngutil pakaian!" teriak penjaga stan Arrow sambil menunjuk ke arahku.
"Maaf, maaf … maaf. Saya khilaf. Mohon saya tidak dibawa ke kantor polisi," pinta Rani, merengek penuh penyesalan.
Dan… Rani dibawa ke kantor polisi.
***
"Maafkan aku, ibu, ayah, adik. Aku telah mengkhianati kepercayaan kalian semua. Aku anak yang tidak tahu diri," kata Rani penuh penyesalan.


"Sudahlah Ran. Ayah dan ibumu tak akan mengunjungimu di sini karena beliau sudah memberitahu takkan datang. Ambil hikmah dari semua yang engkau perbuat," nasihat seorang polisi wanita.


Selama 2 minggu kutunggu kehadiran keluargaku untuk ke sini. Tapi, semua sirna. Meski kesedihan mendatangiku, aku tetap tegar karena di sini aku tetap ditemani warna favoritku, biru. 


Biru yang kupakai bukan bermerek Converse atau merek terkenal lainnya. Melainkan bermerek Tahanan Polres Surabaya Selatan. 
Maafkan aku, ayah dan ibu. Kalian warna favoritku, kalian kukhianati.

Minggu, 17 Juli 2011

Kondisi makro ekonomi dilihat dari unsure-unsur pemikiran makro ekonomi

Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga, pasar dan perusahaan.Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pengangguran, pendapatan nasional, kesempatan kerja dan  jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
 Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
Ø  Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun dalam jangka panjang berartiterjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi
Ø  Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under employmentatau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan kerja penuh
Ø  Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya cenderung memburuk.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekonomi Makro di Indonesia
·         Kenaikan Harga Minyak
Kenaikan harga minyak yang mendorong kenaikan harga berbagai komoditi baik yang berhubungan langsung dengan minyak bumi maupun komoditi yang tidak berhubungan langsung tetapi terkena dampak kenaikan harga minyak.Harga BBM untuk industri yang mengikuti harga pasar terus naik, sehingga mendorong naiknya biaya produksi. Akibatnya harga berbagai barang sudah mulai merangkak naik
  • Kenaikan harga bahan Makanan
Seakan reaksi berantai, kenaikan harga minyak mendorong naiknya biaya produksi dan produk substitusinya. Akibatnya harga bahan makanan juga naik. Hal ini didorong oleh kekhawatiran didunia bahan persediaan bahan makanan pokok seperti beras tidak mencukupi kebutuhan sehingga harganya naik.


  • Kenaikan Harga Komoditi Primer
Dampak kenaikan harga berbagai komoditi primer di dunia saat ini memiliki dua sisi yang berbeda. Sebagai produsen berbagai komoditi primer baik barang tambang seperti Nikel, batubara, emas, timah, minyak dan gas, maupun komoditi agribisnis seperti Kelapa sawit, karet, dll, kenaikan harga komoditi menyebabkan nilai ekspor Indonesia meningkat. Namun kenaikan harga komoditi juga berdampak kepada kenaikan harga barang-barang dipasar dalam negeri, seperti naiknya harga minyak goreng, kacang kedelai, batubara, dll yang menyebabkan meningkatnya biaya yang harus ditanggung masyarakat. Akibatnya daya beli masyarakat menurun karena meningkatnya inflasi.
Pemikiran teori ekonomi makro ini dipengaruhi oleh dua teori besar yaitu teori makro Klasik dan teori makro Keynesian. Sampai dengan tahun 1937 teori makro klasik masih merupakan teori satu-satunya yang dianut oleh para ahli ekonomi pada masa itu. Pada tahun 1937 baru muncul pemikiran baru yang dilontarkan oleh John Meynard Keynesian sebagai jawaban atas krisis ekonomi yang dialami Eropa pada masa itu, dimana ekonomi mengalami depresi, pengangguran terjadi dimana-mana, pabrik bangkrut, dan pendapatan merosot tajam sehingga daya beli menjadi turun. Teori ekonomi yang ditulis pada tahun 1936 dan tahun-tahun sebelumnya disebut oleh Keynes sebagai teori makro klasik.
Meskipun saat ini perkembangan perekonomian global sedang diguncang dengan meningkatnya harga minyak dunia dan kondisi makroekonomi Indonesia tetap stabil. Dengan ketahanan perekonomian Indonesia yang semakin tinggi, proses peningkatan pertumbuhan ekonomi diharapkan masih stabil dan tetap berjalan.
Perkembangan perekonomian Indonesia secara umum masih sesuai dengan perkiraan sebesar 6,3 %  pada triwulan III-2007 yang didorong oleh meningkatnya konsumsi serta ekspor. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2007 secara keseluruhan diperkirakan masih mencatat surplus, meskipun tidak sebesar surplus pada triwulan II-2007. Surplus NPI tersebut terutama terjadi di sisi neraca transaksi berjalan, sementara neraca modal dan finansial mencatat surplus yang lebih rendah.
Dengan kondisi demikian, jumlah cadangan devisa pada akhir Oktober 2007 tercatat sebesar 54,2 miliar dolar AS atau setara dengan 5,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. Meski terdapat kemajuan di bidang makroekonomi, kondisi sektor riil yang merupakan tulang punggung kehidupan bangsa justru belum mampu bekerja secara maksimal. Hal tersebut berdampak pada jumlah angka pengangguran yang masih tinggi dan cenderung meningkat, serta peningkatan angka kemiskinan.

Gambaran Umum Perusahaan Indofood

1.       
Untuk pertama kali, perusahaan didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang kemudian diubah dengan Akta No. 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH, Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didafatarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580, dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992. Tambahan No.661 Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang disampaikan dalm Akta Risalah No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat  oleh Benny Kristianto, SH. ,Notaris di Jakarta. Perseroan adalah produsen mi instan yang meliputi pembuatan mi dan pembuatan bumbu mi instan serta pengelolaan gandum menjadi tepung terigu. Fasilitas produksi untuk produk mi instan terdiri dari 14 pabrik yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra , Kalimantan, dan Sulawesi, sedangkan untuk bumbu mi instan terdiri dari 3 pabrik di pulau Jawa dan untuk pengolahan gandum terdiri dari 2pabrik di Jakarta dan Surabaya yang didukung oleh 1pabrik kemasan karung tepung di Citereup.

SEJARAH
1990   
-       Incorporated seperti PT Panganjaya Intikusuma
1994   
-       Berubah nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk
-       Intial Public Offering dari 763 juta lembar saham di Rp 1,000 nilai nominal per saham, listing di Bursa Efek Indonesia
1995   
-       Didapatkan penggilingan tepung Bogasari
1996   
-       Melakukan sebuah stock split 1:2
1997   
-       Acquired 80% ekuitas saham di perkebunan, agribisnis dan perusahaan distribusi
-       Dilakukan sebuah rights issue 1:5 dengan tambahan saham total 305,2 juta saham
2000
-       Melakukan sebuah stock split 1:5
-       Dikeluarkan Rp 1 triliun Obligasi Seri I
2001
-       Memperoleh persetujuan pada pembelian kembali saham skema dan peluncuran sebuah Rencana Kepemilikan Saham Karyawan (ESOP)
2002
-       Diimplementasikan tahap pertama ESOP, melibatkan 228,9 juta saham
-       Bought kembali 915,6 juta saham
-       Dikeluarkan US $ 280 juta Eurobonds
2003
-       Diimplementasikan tahap kedua ESOP, melibatkan 58,4 juta saham
-       Dikeluarkan Rp 1,5 triliun Obligasi Seri II
2004
-       Menerapkan ESOP tahap III, melibatkan 919,5 ribu saham
-       Dikeluarkan RP 1 triliun Obligasi Seri III
-       Acquired 80% memegang di sebuah karton bergelombang
2005
-       Perkembangan perusahaan patungan dengan Nestle
-       Didapatkan perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat
-       Didapatkan Obligasi Konversi yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran serta dengan 90,9% dari ekuitas
2006
-       Early Eurobonds penebusan dari US $ 143,7 million
-       Didapatkan 55,0 % saham diperusahaan pelayaran Pacsari Pte. Ltd
-       Didapatkan tambahan perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat

2007
-       Terdaftar di Agribisnis Group di Bursa Efek Singapura dan ditempatkan saham baru
-       Issued Obligasi Rp 2 triliun Seri IV
-       Acquired 60% saham diperusahaan perkebunan dari Rascal Holding Limited
-       Berpartisipasi dalam penerbitan izin baru PT Mitra Inti Sejati Perkebunan saham dan memegang 70%kepemilikan
-       Didapatkan ekuitas
-       Didapatkan ekuitas 64,41% saham di PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
2008
-       Berpartisipasi dalam penerbitan baru PT Laju Perdana Indah saham dan memegang 60% kepemilikan
-       251.837.500 saham diterbitkan kembali saham treasury dan membatalkan sisa saham dari 663.762.500 saham perbendaharaan
-       Acquired 100% saham Drayton Pte. Ltd yang secara efektif memiliki 68,57% saham di PT Indolakto, perusahaan susu terkemuka
-       Acquired 100% saham perusahaan perkebunan dengan fasilitas Bulking

MEMBANGUN KOMITMEN KARYAWAN TERHADAP PERUSAHAAN


           Karyawan merupakan aset yang sangat berharga bagi perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti PT. Internusa Hasta Buana. Berbicara tentang layanan berkualitas berarti berbicara tentang kualitas pekerjaan yang diberikan oleh karyawan yang memiliki komitmen baik pada pekerjaan maupun perusahaan. Namun di PT. Internusa Hasta Buana beberapa waktu sebelumnya ditemukan bahwa komitmen karyawan cukup rendah. Nina seorang karyawan yang telah bekerja lama di perusahaan tersebut, sebagai seorang staff di bagian HRD dia telah bekerja dengan baik dan mengabdi kepada perusahaan tempat dimana dia bekerja saat ini. Sampai suatu hari Nina mendapat tawaran bekerja di perusahaan lain dengan gaji yang lebih tinggi. Sebenarnya dia betah bekerja di tempatnya saat ini, dengan suasana kerja yang menyenangkan dan rekan kerja yang akrab. Tapi oleh karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat maka dia membutuhkan juga gaji yang lebih tinggi. Sehingga ketika tawaran dari perusahaan lain datang maka ini merupakan kesempatan baginya untuk memperoleh gaji yang lebih tinggi. Ketika hal ini disampaikan kepada atasannya maka atasannya tidak dapat menahannya oleh karena Nina sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan lain. Saat Nina mengajukan permohonan mengundurkan diri sebenarnya atasannya menyesalkan tindakan tersebut, seandainya dia dapat memperjuangkan kepada manajemen untuk dapat memberi gaji yang lebih tinggi. Tapi sudah terlambat, karena Nina sudah menerima tawaran dari perusahaan lain.
Dengan adanya masalah tersebut dalam perusahaan menyebabkan komitmen yang berkuraang didalam diri karyawan. Mengapa komitmen karyawan kepada perusahaan berkurang? Salah satu alasan mengapa hal ini dapat terjadi dapat dikarenakan kurangnya coaching atau pembinaan dari atasan kepada bawahannya.
 Coaching dapat diartikan secara teoritis sebagai proses pengarahan dari seorang atasan kepada bawahan untuk membantu dalam menghadapi hal-hal yang terjadi di tempat kerja dan membantu dalam menghadapi hambatan yang terjadi di tempat kerja. Semua ini untuk membantu karyawan dalam menghadapi pekerjaan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik. Fungsi dari coaching dapat dilakukan oleh setiap manager atau atasan kepada bawahannya, tentunya banyak hal yang dapat diminimalisir melalui coaching. Oleh karena itu pada waktu sekarang ini perlu sekali untuk setiap atasan dapat melakukan coaching kepada bawahan / timnya karena dengan ini kita dapat mengetahui sesungguhnya apa yang menjadi kebutuhan dari karyawannya. Kadang berjalannya waktu dan banyaknya tuntutan serta tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan seperti halnya banyak laporan yang harus diberikan dengan adanya cut off date, dan semuanya ini membuat kita jarang berkomunikasi dengan karyawan padahal dibalik semua rutinitas yang terjadi ada waktu kita memerlukan waktu untuk berkomunikasi dimana kita dapat menyalurkan semua beban/uneg-uneg yang dirasakan, karena kita harus ingat manusia diciptakan sebagai makluk social yang tidak bisa lepas dengan keberadaan sesamanya, setidaknya dengan adanya coaching tersebut dapat meringankan beban dari karyawan..
Ø  Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen

Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers (dalam Sopiah, 2008) menyatakan tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan antara lain :
  • Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan
  • Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan rekan sekerja; dan
  • Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya tentang organisasi
Ø  Steers dan Porter mengemukakan tentang 4 atribut personal dalam komitmen perusahaan:
a.       Usia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa semakin lanjut usia seseorang maka akan   semakin memiliki komitmen terhadap organisasinya. Hal ini tentu saja berkaitan dengan kehidupan individu itu sendiri, dengan bertambahnya usia seseorang maka semakin banyak pula pengalaman yang diterimanya, termasuk kegagalan-kegagalan dan keberhasilan-keberhasilan, juga berbagai macam tantangan dapat lebih bijaksana dan hati-hati dalam mengambil suatu keputusan termasuk pilihan terhadap pekerjaannya, bahwa perusahaan tempatnya bekerja saat ini adalah sesuatu yang terbaik bagi dirinya.
b.      Masa kerja. Semakin lama masa kerja seseorang akan semakin tinggi komitmen organisasinya. Karyawan yang sudah lama bekerja, sudah terbiasa dengan kondisi dan iklim organisasinya, ia akan merasa menjadi bagian dari organisasi tersebut setelah melalui bertahun-tahun bekerja di perusahaannya. Apabila mengalami hambatan atau tekanan-tekanan, maka karyawan dengan masa kerja yang lebih lama akan lebih kuat bertahan dibandingkan karyawan baru yang belum banyak terlibat dalam organisasinya.
c.       Motif berprestasi. Semakin tinggi motif berprestasi seseorang akan semakin terikat terhadap organisasi. Bahwa salah satu faktor yang menentukan komitmen seseorang adalah adanya harapan yang besar pada pekerjaannya.
d.      Tingkat pendidikan. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih cepat menguasai bidangnya. Pekerjaan yang mudah dan sederhana dapat terselesaikan secara otomotis tanpa berpikir lagi yang berarti untuk berhasil menyelesaikan tanpa membutuhkan perencanaan, analisis maupun penguasaan teori sehingga karyawan yang berpendidikan tinggi biasanya lebih banyak menuntut pada diri sendiri maupun pada pihak perusahaan.
Ø  Hubungan kepuasan kerja dengan komitmen oranisasional
Apabila seseorang merasa telah terpenuhinya semua kebutuhan dan keinginannya oleh organisasi maka secara otomatis dengan penuh kesadaran mereka akan meningkatkan tingkat komitmen yang ada dalam dirinya, bahwa variabel yang positif terhadap kepuasan kerja yaitu tipe pekerjaan itu sendiri, gaji/bayaran, kesempatan dapat promosi, atasan mereka dan rekan kerja dapat terpenuhi maka komitmen terhadap organisasi akan timbul dengan baik, sehingga kepuasan akan berdampak terhadap komitmen organisasi.

Ø  Jenis Komitmen Karyawan

a)      Komponen afektif berkaitan dengan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan di dalam suatu organisasi. Karyawan dengan afektif tinggi  masih bergabung organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi.
b)      Komponen normatife merupakan perasaan karyawan tentang kewajiban yang harus diberikan kepada organisasi. Menimbulkan perasaan kewajiban kepada karyawan untuk memberikan balasan atas apa yang pernah diterimanya dari organisasi.
c)      Komponen continuance berarti komponen yang berdasarkan persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapinya jika meninggalkan organisasi. Karyawan dengan dasar organisasi tersebut disebabkan karena karyawan tersebut membutuhkan organisasi.

Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan alat utama menyempurnakan hubungan dalam organisasi. Tidak adanya komunikasi akan hubungan dalam organisasi. Tidak adanya komunikasi akan mengakibatkan timbulnya salah pengertian, dan bila dibiarkan akan mempengaruhi kehidupanorganisasi baik atasan maupun para pegawai dilingkungan instansinya sendiri. Sebelum melangkah lebih jauh tentang apa arti atau difinisi komunikasi akan lebih baik jika mengetahui terlebih dahulu darimana asal kata komunikasi itu. Komunikasi (communication) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata communicare artinya sama (common) komunikator berusaha menetapkan suatu kebersamaan (commones) dengan penerima.
 Pengertian komunikasi intern
Komunikasi intern merupakan proses penyampain pesan-pesan yang berlangsung antara organisasi, dapat berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan pimipan maupun bawahan dengan bawahan. Komunikasi akan berhasil dengan baik apabila timbul saling pengertian. Dimana pengertian antara pihak satu dengan pihak lainnya sesuai, sehingga apa yang disampaikan dapat dimengerti, dipikirkan dan dilaksanakan. Tanpa adanya komunikasi yang baik pekerjaan akan menjadi simpang siur dan kacau balau sehingga tujuan organisasi kemungkinan besar tidak akan tercapai. Jadi dengan komunikasi maka seseorang akan menerima berita dan informasi sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran atau perasaan sehingga oranglain dapat mengerti.

Gambaran Umum PT MADU BARU PG MADUKISMO YOGYAKARTA

. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PG-PS Madukismo adalah satu – satunya pabrik gula dan pabrik alkohol/spirtus di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemban tugas untuk mensukseskan program pengadaan pangan Nasional, khususnya Gula Pasir. Sebagai Perusahaan padat karya banyak menampung tenaga kerja dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perusahaan ini dibangun tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang diresmikan oleh presiden RI Pertama Ir. Soekarno. Pabrik Gula mulai memproduksi tahun 1958 dan Pabrik Spritus mulai memproduksi tahun 1959.
PT Madu Baru dibangun di atas lokasi Bangunan Pabrik Gila Padokan ( satu diantara dari 17 Pabrik Gula di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dibangun Pemerintah belanda, tetapi di bumi hanguskan pada masa Pemerintah Jepang ), yang terletak di Desa Padokan, Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta.
Status dari perusahaan ini adalah Perseroan Terbatas, didirikan tanggal 14 Juni 1955 diberi nama: “Pabrik-Pabrik Gula Madu Baru PT”( P2G Madu Baru PT ), memiliki dua pabrik :
·           Pabrik Gula ( PG ) Madukismo
·           Pabrik Alkohol/Spirtus ( PS ) Madukismo

Pada awal berdiri perusahaan ini pemilik saham 75% adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX sedangkan 25%nya adalah milik pemerintah RI ( Departemen Pertanian RI ). Saat ini telah dirubah menjadi 65% milik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan 35% milik Pemerintah ( dikuasai kepada PT. Rajawali Nusantara Indonesia, sebuah BUMN ).

Perkembangan Perusahaan :
Tahun 1955 – 1962                   : Perusahaan Swasta ( PT )
Tahun 1962 – 1966                   : Bergabung dengan Perusahaan Negara dibawah BPU-PPN                                                      ( Badan Pimpinan Umum-Perusahaan Negara ), karena adanya                                    policy Pemerintah RI yang mengmbil alih semua Perusahaan                                                 di  Indonesia.

15
Tahun 1966                                       : BPU – PPN Bubar. PG-PG di Indonesia boleh memilih tetap                                                                                      sebagai Perusahaan Negara atau keluar menjadi perusahaan swasta ( PT ). PT MADU BARU memilih Perusahaan Swasta.
Tahun 1966-1984                      : PT MADU BARU kembali menjadi Perusahaan Swasta                                                            dengan susunan Direksi yang dipimpin Sri Sultan
                                                    Hamengkubuwono IX sebagai Presiden Direktur.
Tanggal 4 Maret 1984 - 24 Februari 2004 diadakan kontrak manajemen dengan PT Rajawali       Nusantara Indonesia ( RNI ) yaitu salah satu BUMN milik Departemen Keuangan RI.
Tanggal 24 Februari 2004 - sekarang PT MADU BARU menjadi perusahaan mandiri yang          dikelola secara professional dan independent.

2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
PT Madu Baru menjadi perusahaan agro industri yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

Misi :
·  Menghasilkan gula dan etanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia
·  Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani
·  Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti
·  Menempatkan karyawan dan stackholder lainnya sebagai bagian terpenting dalam proses penciptaan keunggulan produksi dan pencapaian shareholder value

3. Bidang Usaha
Perusahaan ini memiliki usaha di bidang produksi utama dan sampingan. Produksi utamanya berupa gula pasir dengan kualitas SHS IA ( Superior Head Sugar ) atau GKP ( Gula Kristal Putih ). Mutu produksi dipantau oleh P3GI Pasuruan ( Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia ). Sedangkan produk sampingannya berupa:
16
v   Alcohol murni (kadar 95%)
v   Spiritus bakar (kadar 94%)

Mutu dipantau oleh Balai Penelitian kimia Departemen Perindustrian dan PT Sucofindo Indonesia.

Sumber daya manusia Indonesia dalam persaingan global

I.                   PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan struktur baru, yaitu struktur global. Struktur tersebut akan mengakibatkan semua bangsa di dunia termasuk Indonesia, mau tidak mau akan terlibat dalam suatu tatanan global yang seragam, pola hubungan dan pergaulan yang seragam khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat terutama teknologi komunikasi dan transportasi, menyebabkan issu-issu global tersebut menjadi semakin cepat menyebar dan menerpa pada berbagai tatanan, baik tatanan politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan. Dengan kata lain globalisasi yang ditunjang dengan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan dunia menjadi transparan tanpa mengenal batas-batas negara.
 Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, masyarakat dunia khususnya masyarakat Indonesia terus berubah sejalan dengan perkembangan teknologi, dari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan berlanjut ke masyarakat pasca industri yang serba teknologis. Pencapaian tujuan dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan cenderung akan semakin ditentukan oleh penguasaan teknologi dan informasi, walaupun kualitas sumber daya manusia (SDM) masih tetap yang utama.
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40). 
II.            PEMBAHASAN
Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka  pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai berikut :
1.      Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia.
2.      Aspek Ekonomi.
Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai.
Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi.
3.Aspek Sosial Budaya.
Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia (HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya tanggapan masyarakat atas kasus-kasus yang terjadi dinilai dengan didasarkan norma-norma kemanusiaan atau norma-norma sosial yang berlaku secara umum (Universal internasional).
III.             PENUTUP
Dari uraian diatas mengenai IPTEK dalam upaya peningkatan SDM Indonesia di era globalisasi ini, sudah jelas bahwa dengan adanya IPTEK sudah barang tentu menunjang sekali dalam kaitannya meningkatkan kualitas SDM kita. Dengan meningkatnya kualitas SDM, maka Indonesia akan lebih siap menghadapi era globalisasi dewasa ini.
Perlu sekali diperhatikan, bahwasannya dengan adanya IPTEK dalam era globalisasi ini, tidak dipungkiri juga akan menimbulkan dampak yang negatif dari berbagai aspek, baik aspek ekonomi, budaya maupun imformasi dan komunikasi, untuk itulah filtrasi sangat diperlukan sekali dalam penyerapan IPTEK, sehingga dampak negatif  IPTEK dalam upaya peningkatan SDM dapat ditekan seminimal mungkin.